Senin, 05 November 2018

Baju Bodo Pakaian Khas Bugis-Makassar


Baju bodo, kita tentu sudah familiar dengan pakaian adat yang satu ini. Baju bodo merupakan pakaian adat masyarakat Bugis-Makassar, terdiri dari berbagai macam warna yang dikenakan oleh perempuan utamanya dalam acara-acara adat seperti acara pengantin dan acara-acara adat yang lain. Tapi sudah tahu belum kalau ternyata perempuan yang memakai baju bodo ini tidak asal memilih warna.
Pada awal munculnya, Baju Bodo, tidaklah lebih dari baju tipis dan longgar sebagaimana karakter kain Muslim. Tampilannya masih transparan sehingga masih menampakkan payudara, pusar dan lekuk tubuh pemakainya. Hal ini diperkuat oleh James Brooke dalam bukunya Narrative of Events, sebagaimana dikutip oleh Christian Pelras dalam Manusia Bugis, yang mengatakan:
Perempuan [Bugis] mengenakan pakaian sederhana… Sehelai sarung [menutupi pinggang] hingga kaki dan baju tipis longgar dari kain Muslin (kasa), memperlihatkan payudara dan leluk-lekuk dada.”

Perlahan sesuai perkembangan zaman dan masuknya ajaran Islam di tanah Makassar, maka baju bodo ini berubah sedikit- demi sedikittapi tidak sepenuhnya meninggalkan ciri khas baju bodo itu sendiri. Mulai dari bahan yang digunakan tidak lagi menggunakan kain muslin tapi lebih pada kain yang lebih tebal dan kaku sehingga tidak lekuk tubuh perempuan tidak nampak.
Menurut  orang-orang tua kita, dahulu kala ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo ini. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya.

1. Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun.
2. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun.
3. Warna merah darah untuk 17-25 tahun.
4. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun.
5. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan
6. Warna ungu dipakai oleh para janda.


Selain peraturan pemakaian baju bodo itu, dahulu juga masih sering didapati perempuan Bugis-Makassar yang mengenakan Baju Bodo sebagai pakaian pesta, utamanya pada pesta pernikahan. Akan tetapi saat ini, baju adat ini sudah semakin terkikis oleh perubahan zaman. Baju bodo kini terpinggirkan, digantikan oleh kebaya modern, gaun malam yang katanya modis, atau busana-busana yang lebih simpel dan mengikuti trend. 

Meskipun demikian, di daerah-daerah tertentu atau kampung-kampung bugis di luar kota yang jauh dari pengaruh budaya luar, baju bodo masih banyak dikenakan untuk acara-acara pernikahan dan acara-acara lain. Baju bodo juga tetap dikenakan oleh mempelai perempuan dalam resepsi pernikahan ataupun akad nikah. Begitu pula untuk passappi’-nya (Pendamping mempelai, biasanya anak-anak). Juga digunakan oleh pagar ayu.

Kamis, 26 April 2018

Reinhold Messner (Pendaki Gunung)

Lahir di Brixen (Bressanone), Tirol Selatan (Italia) dan penutur asli bahasa Jerman, Messner memulai karier memanjat di Pegunungan Alpen. Pendakian utamanya di Himalaya pada tahun 1970, Nanga Parbat, berubah menjadi keberhasilan tragis. IA dan saudaranya Günther Messner mencapai puncak, namun Günther meninggal 2 hari kemudian saat turun. Reinhold kehilangan 7 jari kakinya akibat udara dingin selama pendakian.


Pada tahun 1980, Messner adalah orang pertama yang mendaki Gunung Everest sendirian tanpa oksigen pendukung. (Messner telah melakukan hal ini lebih awal sebagai bagian tim 2 orang dengan Peter Habeler pada tahun 1978). Ia juga orang pertama yang memanjati keempat belas "eight-thousander" (puncak-puncak setinggi lebih dari 8.000 m dpl, kadang-kadang disebut sebagai "Mahkota Himalaya"), memenangkan duel dengan Jerzy Kukuczka. Ia juga mengadakan pendakian solo ke Nanga Parbat yang sulit secara teknis. Messner telah melintasi Antarctica naik ski dengan Arved Fuchs. Ia telah menulis sejumlah buku tentang pengalamannya, banyak yang diterjemahkan ke bahasa lain.

Pendakian solonya ke Everest, ketika tiada pendaki lain di pegunungan, dianggap sebagai prestasi tunggal yang tiada duanya karena pegunungan ini sekarang sering didaki dalam berbagai kelompok, dan sering terganggu dengan pendaki lain yang juga naik serentak.

Messner sekarang menjalankan bisnis aneka rupa terkait dengan kecakapan panjat gunungnya. Antara tahun 1999-2004, ia memegang jabatan politis sebagai Anggota Parlemen Eropa untuk Partai Hijau Italia (Federazione dei Verdi).

Pada tahun 2004 ia berjalan 2000 kilometer melintasi Gurun Gobi.

Empat belas puncak

1970: Nanga Parbat (8.125 m)
1972: Manaslu (8.156 m)
1975: Gasherbrum I (8.068 m)
1977: Dhaulagiri (8167 m)
1978: Gunung Everest (8846 m), Nanga Parbat (8.125 m)
1979: Qogir (8611 m)
1980: Gunung Everest (8.846 m)
1981: Shisha Pangma (8.012 m)
1982: Kanchenjunga (8.598 m), Gasherbrum II (8.035 m), Broad Peak (8.048 m), Cho Oyu (8.201 m - gagal)
1983: Cho Oyu (8.201 m)
1984: Gasherbrum I (8.068 m) dan Gasherbrum II (8.035 m) tanpa kembali ke base camp
1985: Annapurna (8.091 m), Dhaulagiri (8.167 m)
1986: Makalu (8.485 m), Lhotse (8.516 m)


Sumber : wikipedia

Selasa, 24 April 2018

Sejarah Hari Bumi

"Sejarah Hari Bumi"

Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April , menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan tahun 1970-an. Hari Bumi lahir diprakarsai oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan Presiden Kennedy ke-11 negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang Vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.

Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk Hari Bumi yang diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan pada tahun 1970. Hari Bumi lahir atas prakarsa seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan presiden Kennedy ke sebelas negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.




Selasa, 09 Januari 2018

Buntu Singki Toraja Utara

Dari atas puncak Bukit Singki, kita bisa leluasa menikmati pemandangan Kota Rantepao. Perjalanan ke sana sekitar satu kilometer dari pusat kota. Sejak 2012, pemerintah Kabupaten Toraja Utara mendirikan salib raksasa di puncak Bukit Singki. Salib dengan tinggi 30 meter dan lebar 12 meter tersebut jadi objek wisata religi buat umat Kristiani dan salib raksasa tersebut bisa langsung kamu lihat saat kamu memasuki wilayah Toraja Utara.



 Perjalanan dari rantepao ke lokasi buntu singki bisa hanya berkisar 5 menit kita bisa sampai di pos registrasi. Dengan membayar biaya registrasi sebesar Rp. 15.000, setelah menyelesaikan pembayaran registrasi kita bisa melanjutkan perjalanan menuju t4 tujuan kita puncak buntu singki, perjalanan menuju puncak ini akan sgt menguras fisik maklumlah jalanx menanjak trus menaiki satu persatu anak tangga. Perjalananemuju puncak beekisar 20 atau 30 menit perjalanan tergantung kemampuan fisik kita meniti anak tangga. Sesampai di Puncak Bukit Singgi kita akan mendapatkan sebuah bangunan yang diatasx berdiri kokoh Salib Raksasa serta tulisan raksasa Toraja Utara yg bisa terlihat jelas pada saat kita memasuki wilayah Toraja Utara. Serta kita akan disuguhi keindahan bentang alam Toraja Utara.